Pentingnya Membiasakan Ibadah di Tengah Kesibukan Akademik
Membiasakan ibadah di tengah kesibukan akademik adalah wujud keseimbangan hidup antara duniawi dan ukhrawi. Allah berfirman, “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku” (QS. Adz-Dzariyat: 56). Kesibukan akademik seharusnya tidak menjadi alasan untuk melupakan ibadah. Sebaliknya, ibadah seperti salat, membaca Al-Qur’an, dan zikir dapat menjadi penyejuk hati dan sumber energi baru dalam menghadapi tantangan belajar. Salat lima waktu, misalnya, adalah momen jeda yang dapat membantu mahasiswa merenungkan apa yang telah dilakukan, memperbaiki niat, dan memohon bimbingan Allah untuk aktivitas berikutnya.
Selain itu, ibadah juga membantu menjaga ketenangan jiwa. Dalam masa-masa sulit seperti menghadapi ujian, mahasiswa yang membiasakan ibadah akan lebih stabil secara emosional karena merasa dekat dengan Allah. Rasulullah SAW bersabda, “Ketahuilah, bahwa dalam tubuh terdapat segumpal daging; jika ia baik, maka baiklah seluruh tubuh itu; dan jika ia rusak, maka rusaklah seluruh tubuh itu. Ketahuilah, ia adalah hati” (HR. Bukhari dan Muslim). Hati yang dipenuhi dengan keimanan melalui ibadah akan memancarkan kebaikan dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk akademik.
Mahasiswa juga dapat mengatur waktu dengan lebih baik jika menempatkan ibadah sebagai prioritas. Dengan jadwal salat yang sudah ditentukan, mereka belajar untuk disiplin dan menghargai waktu. Membiasakan diri untuk selalu berdoa sebelum memulai aktivitas juga menjadi bentuk tawakal, menyerahkan hasil kepada Allah setelah berusaha semaksimal mungkin. Dengan demikian, membiasakan ibadah tidak hanya memperkuat hubungan dengan Allah, tetapi juga meningkatkan kualitas diri sebagai mahasiswa yang berprestasi dan bertakwa. (Suko)