Ibadah Haji
Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh umat Muslim yang mampu, baik dari segi fisik, finansial, maupun logistik. Haji dilaksanakan setiap tahun pada bulan Dzulhijjah di Kota Mekkah, Arab Saudi. Berikut adalah rangkaian ibadah haji yang harus dilakukan oleh para jamaah:
- Ihram
Rangkaian ibadah haji dimulai dengan niat ihram, yaitu berniat untuk melakukan haji dengan pakaian khusus yang disebut pakaian ihram. Pakaian ini terdiri dari dua lembar kain putih bagi laki-laki dan pakaian sopan bagi perempuan yang tidak berwarna mencolok. Sebelum mengenakan pakaian ihram, jamaah harus mandi dan memotong rambut serta kuku. Setelah itu, jamaah melafalkan niat haji dan memasuki batas miqat (batas tempat yang telah ditentukan untuk memulai ihram). Setelah memasuki kondisi ihram, jamaah tidak diperbolehkan melakukan hal-hal yang membatalkan ihram, seperti berhubungan intim, berburu, atau menggunakan wewangian.
- Tawaf Qudum
Setelah sampai di Mekkah, jamaah melakukan tawaf qudum, yaitu mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran sebagai bentuk penyambutan terhadap kedatangan mereka. Tawaf ini tidak wajib, namun sangat dianjurkan untuk dilakukan.
- Sa’i
Sa’i adalah ritual berjalan tujuh kali antara bukit Safa dan Marwah. Proses ini dimulai dari bukit Safa dan berakhir di Marwah. Sa’i ini mengingatkan umat Muslim pada perjuangan Hajar, istri Nabi Ibrahim, yang berlari-lari antara dua bukit tersebut mencari air untuk anaknya, Ismail.
- Wukuf di Arafah
Hari kesembilan Dzulhijjah adalah hari Wukuf di Arafah, yang merupakan puncak ibadah haji. Di Arafah, jamaah berkumpul dan berdoa, memohon ampunan dan rahmat Allah. Wukuf ini berlangsung dari tengah hari hingga terbenam matahari. Wukuf adalah salah satu rukun haji yang wajib, dan tidak sah haji seseorang tanpa melakukan wukuf.
- Mabit di Muzdalifah
Setelah wukuf di Arafah, jamaah bergerak ke Muzdalifah untuk bermalam. Di Muzdalifah, jamaah mengumpulkan batu kerikil yang akan digunakan untuk melontar jumrah. Jamaah bermalam di Muzdalifah hingga subuh.
- Melontar Jumrah
Pada hari raya Idul Fitri atau pada tanggal 10 Dzulhijjah, jamaah melontar tiga jumrah, yaitu jumrah al-Aqabah (jumrah terbesar), jumrah al-Wusta, dan jumrah as-Sughra. Melontar jumrah ini simbolisasi dari pelemparan batu terhadap godaan setan yang menggoda Nabi Ibrahim, Ismail, dan Hajar. Biasanya, jamaah hanya melontar jumrah al- Aqabah pada hari pertama, sementara dua jumrah lainnya dilontar pada hari-hari berikutnya.
- Tahalul (Mencukur Rambut)
Setelah melontar jumrah, jamaah laki-laki wajib mencukur rambut kepala mereka (tahalul), sedangkan jamaah perempuan cukup memotong sejumput rambut mereka. Tahalul ini menandakan jamaah sudah keluar dari keadaan ihram dan kembali ke keadaan normal, kecuali larangan ihram yang masih berlaku hingga akhir haji.
- Tawaf Ifadah
Setelah tahalul, jamaah kembali ke Mekkah untuk melakukan tawaf ifadah, yang juga dilakukan dengan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Tawaf ifadah ini dilakukan setelah melontar jumrah dan wajib bagi semua jamaah haji. Tawaf ini menunjukkan ketundukan dan kepasrahan kepada Allah.
- Sa’i Ulang
Setelah tawaf ifadah, jamaah kembali melakukan sa’i antara Safa dan Marwah. Sa’i ini adalah bagian dari rangkaian haji yang tidak bisa dilewatkan setelah tawaf ifadah.
- Mabit di Mina
Jamaah kembali ke Mina untuk bermalam di sana selama tiga hari (hari-hari Tasyrik), yaitu tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Selama di Mina, jamaah melontar jumrah setiap hari.
- Tawaf Wada’
Setelah menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji, jamaah melakukan tawaf wada’ sebagai perpisahan dengan Ka’bah sebelum meninggalkan Mekkah. Tawaf wada’ adalah salah satu kewajiban yang menunjukkan penghormatan jamaah kepada Ka’bah.
Kesimpulan :
Dengan menyelesaikan seluruh rangkaian ibadah haji ini, jamaah dianggap telah melaksanakan ibadah haji dengan sah. Haji merupakan perjalanan spiritual yang mendalam, yang mengajarkan kesabaran, ketekunan, dan kepasrahan pada Allah. (Wisnu)