Menghindari Perbuatan Dosa dengan Menjaga Lisan
Ghibah (menggunjing) adalah salah satu perbuatan yang sangat dilarang dalam Islam. Menggunjing atau membicarakan keburukan orang lain di belakang mereka, meskipun itu benar adanya, tetap dianggap sebagai dosa besar. Islam mengajarkan umatnya untuk menjaga lisan, karena lisan yang tidak dijaga dapat menimbulkan kerusakan besar, baik dalam hubungan antar sesama manusia maupun dalam kehidupan sosial secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk memahami tentang ghibah dan bagaimana cara menghindarinya.
1 Pengertian Ghibah
Secara bahasa, ghibah berasal dari kata “ghab”, yang berarti “tersembunyi” atau “menyembunyikan sesuatu”. Dalam konteks ini, ghibah berarti membicarakan keburukan atau aib seseorang di belakang mereka tanpa sepengetahuan orang yang dibicarakan. Hal ini termasuk dalam salah satu perbuatan yang sangat dilarang dalam Islam, bahkan meskipun yang dibicarakan adalah kebenaran.
Rasulullah SAW bersabda:
“Tahukah kalian apa itu ghibah? Mereka menjawab: ‘Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.’ Rasulullah SAW berkata: ‘Ghibah adalah membicarakan saudaramu dengan sesuatu yang tidak disukainya.’” (HR. Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa ghibah mencakup segala hal yang dibicarakan tentang seseorang tanpa persetujuan mereka, meskipun hal tersebut benar. Inilah yang menjadikan ghibah sebagai dosa besar.
2 Hukum Ghibah dalam Islam
Ghibah secara tegas dilarang dalam Islam. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Apakah salah seorang di antara kalian ingin memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat: 12)
Ayat ini menjelaskan betapa besar dosanya ghibah, yang disamakan dengan memakan daging saudara sendiri yang sudah mati. Islam mengajarkan untuk menjaga lisan, karena lisan yang tidak terkendali bisa menyebabkan kerusakan dalam hubungan antar sesama.
3 Apa yang Harus Dilakukan Jika Terlanjur Melakukan Ghibah?
Jika kita terlanjur melakukan ghibah, Islam mengajarkan untuk segera bertaubat kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa yang melakukan dosa, hendaklah ia segera bertaubat kepada Allah, karena sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat.” (HR. Bukhari)
Selain itu, kita juga harus berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan orang yang telah kita gunjing. Jika memungkinkan, minta maaf kepada orang tersebut dan berusaha untuk memperbaiki sikap kita ke depannya. Meminta maaf bisa menjadi langkah yang baik untuk memperbaiki kesalahan dan memulihkan hubungan yang rusak akibat ghibah.
Kesimpulan
Ghibah adalah perbuatan yang sangat dilarang dalam Islam, dan memiliki dampak yang sangat besar terhadap keharmonisan hubungan antar sesama. Dalam Islam, kita diajarkan untuk menjaga lisan kita, tidak membicarakan keburukan orang lain, dan selalu berusaha untuk berbicara dengan cara yang baik dan bermanfaat. Menjaga lisan dari ghibah adalah bagian dari menjaga hati kita tetap bersih dan dekat dengan Allah. Oleh karena itu, mari kita berusaha untuk menjauhkan diri dari perbuatan ghibah, memperbaiki diri, dan menjaga hubungan yang baik dengan sesame. (Ardan)