Peran Ibadah dalam Meningkatkan Produktivitas
Ibadah memiliki peran penting dalam meningkatkan produktivitas mahasiswa. Salat, misalnya, bukan sekadar kewajiban, tetapi juga momen untuk berhenti sejenak dari aktivitas duniawi dan memperbaharui energi. Allah berfirman, “Dan dirikanlah salat untuk mengingat-Ku” (QS. Thaha: 14). Dengan melibatkan Allah dalam setiap aktivitas, mahasiswa akan merasa lebih terarah dan bersemangat.
Ibadah juga membantu membentuk karakter disiplin. Mahasiswa yang membiasakan diri salat tepat waktu akan lebih terorganisasi dalam menjalani kegiatan sehari-hari. Selain itu, mereka akan belajar mengutamakan hal-hal yang lebih bernilai jangka panjang dibanding kesenangan sesaat. Dalam konteks belajar, ini berarti mampu mengatur waktu dengan baik untuk belajar, beribadah, dan beristirahat.
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang jika bekerja, dia bekerja dengan itqan (tekun dan tuntas)” (HR. Thabrani). Ketekunan ini bisa diwujudkan melalui semangat belajar yang didasari niat ibadah. Ketika seorang mahasiswa menganggap belajar sebagai bentuk ibadah, ia akan lebih ikhlas dan sungguh-sungguh. Ia tidak hanya mengejar nilai akademik, tetapi juga ridha Allah.
Lebih jauh, ibadah seperti membaca Al-Qur’an dan zikir dapat menjadi sarana refleksi. Dalam momen-momen ini, mahasiswa dapat merenungkan tujuan hidupnya dan bagaimana aktivitas yang dijalani selaras dengan visi tersebut. Dengan begitu, produktivitas mereka akan meningkat secara kualitas karena apa yang dilakukan memiliki makna yang lebih dalam.
Lingkungan spiritual juga memainkan peran penting. Mahasiswa yang berada di lingkungan yang mendukung aktivitas keagamaan akan lebih mudah terinspirasi untuk berprestasi. Mereka saling memotivasi dan mengingatkan dalam kebaikan, sebagaimana firman Allah, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran” (QS. Al-Asr: 1-3). Dengan menjadikan ibadah sebagai prioritas, mahasiswa akan mampu mencapai produktivitas optimal tanpa kehilangan keseimbangan hidup. (Suko)