Teladan! Kunci Bisnis Ala Rasulullah
Berbisnis atau berdagang merupakan salah satu mata pencaharian yang sangat dianjurkan dalam Islam. Hal ini dipertegas dengan mata pencaharian Nabi Muhammad Saw (Shallallahu ‘alaihi wasallam) yang juga berdagang. Bahkan praktik berbisnis telah dilakukan Rasulullah Saw semenjak kecil, tepatnya saat beliau berusia 12 tahun. Meski bukan seorang yang terpelajar, namun Rasulullah Saw memiliki kecerdasan dan sikap bijak yang luar biasa. Tak heran jika beliau mampu menjalankan bisnis yang berkeadilan dan menguntungkan. Rasulullah Saw menekankan bahwa berbisnis tidak hanya sekadar mencari penghasilan semata, tetapi lebih pada keberkahan dari Allah SWT. Lantas, bagaimana cara Rasulullah Saw menjalankan bisnis? Yuk, simak selengkapnya pada artikel Tips Bisnis berikut ini.
Rasulullah Saw sebagai manusia paling mulia mengajarkan risalah Islam secara detail kepada seluruh manusia di dunia. Mulai dari hal-hal kecil yang sederhana hingga hal-hal besar yang kompleks. Salah satunya tentang berdagang atau berbisnis. Banyak orang yang senang berbisnis dengan Rasulullah Saw karena amanah dan dapat dipercaya. Nah, berikut cara bisnis Rasulullah Saw yang patut diteladani Sahabat Wirausaha.
- Menjunjung Tinggi Kejujuran
Kejujuran yang selalu dijunjung tinggi oleh Rasulullah Saw telah melekat dalam karakternya sejak kecil hingga dewasa, baik sebelum maupun sesudah mendapatkan wahyu kenabian dari Allah SWT. Terkait dengan urusan dagang, Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya para pedagang (pengusaha) akan dibangkitkan pada hari kiamat sebagai para penjahat, kecuali pedagang yang bertakwa kepada Allah, berbuat baik dan jujur” (HR. Tirmidzi).
- Mengambil Untung Sewajarnya
Rasulullah Saw menjual barang sesuai dengan kualitasnya. Beliau membeli barang-barang stok untuk kemudian dijual kembali hingga ke negeri Syam (Palestina dan sekitarnya). Hal ini pun menunjukkan bahwa Rasulullah Saw tidak pernah menimbun barang sehingga mengalami kelangkaan dan menjualnya dengan harga tinggi. Bahkan Rasulullah Saw melarang praktik tersebut.
Dalam berniaga, Rasulullah Saw tidak semata-mata mencari keuntungan, tetapi lebih pada mengharap keberkahan dari Allah SWT. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam QS. Asy-Syu’araa: 20, “Barang siapa yang menghendaki keuntungan akhirat, akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya, dan barang siapa yang menghendaki keuntungan dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu kebahagiaan pun di akhirat.”
Prinsipnya, mencari keuntungan dalam berbisnis sah-sah saja, selama tidak memberatkan dan merugikan konsumen. Jangan sampai menjadi seorang pelaku bisnis yang zalim. Tak perlu banyak, selama bisnis menguntungkan pastinya akan tetap berkelanjutan.
- Hanya Menjual Barang yang Halal dan Bebas Riba
Rasulullah Saw hanya menjual jenis barang yang halal saja, seperti kurma, kain, wangi-wangian, peralatan rumah tangga, pakaian, dan lain sebagainya. Rasulullah Saw tidak menjual khamr (minuman keras), bangkai, daging babi dan anjing, serta patung karena Allah SWT melarangnya. Beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah melarang bentuk usaha miras, bangkai, babi, maupun patung” (H.R. Jabir).
Rasulullah Saw bersabda, “Emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, terigu dengan terigu, kurma dengan kurma, garam dengan garam harus sama beratnya dan tunai. Jika jenisnya berbeda maka juallah sekehendakmu tetapi harus tunai” (HR Muslim). Di sini Rasulullah Saw melakukan praktik dagang yang adil dan seimbang. Misalnya gandum kualitas A sebanyak 1 kg tidak boleh ditukarkan dengan gandum kualitas B seberat 2 kg. Barter barang ribawi harus dilakukan dengan jenis, kualitas, dan jumlah yang sama. Jika pun dijual, maka harus dilakukan secara tunai.
- Bersaing Secara Sehat
Rasulullah Saw sebagai sosok mulia patut diteladani dalam setiap ucapan dan perilakunya, karena hanya ada kebaikan di sana, tidak ada keburukan sama sekali. Dalam berdagang, Rasulullah Saw senantiasa menunjung tinggi kejujuran dan keadilan, sehingga tidak mendzalimi pelanggannya, bahkan pesaingnya. Nilai-nilai luhur ini terbukti mampu menjadikan Rasulullah sebagai pedagang yang andal sekaligus amanah, sehingga dapat dipercaya. Meneladani cara berbisnis Rasulullah Saw pada prinsipnya tidaklah sulit, hanya dibutuhkan niat yang tulus dan tekad yang kuat serta pastinya tidak tergiur dengan gemerlap materi semata.
Demikianlah Kunci sukses dalam berbisnis ala Rasulullah. Siap meneladani cara berbisnis Rasulullah Saw supaya sukses dan berkah? (Khoirudin Wisnu M)